Selamat Datang... Blog ini menjadi saksi, bahwa kita pernah jumpa dalam dunia maya :)

Resep Kerak Telor

 

Siapa yang tak kenal Kerak Telor? Makanan khas Betawi yang terbuat dari bahan dasar beras ketan putih, telur ayam dan ebi. Kuliner asli Betawi ini kerap muncul saat perayaan besar di Ibukota, seperti saat HUT Kota Jakarta. Nah, karena makanan ini agak sulit ditemukan, Bunda kini bisa mengolahnya di dapur sendiri. Resep Kerak Telor sederhana ini bisa langsung dicoba di rumah. Tidak perlu pakai beras ketan, Bunda cukup sediakan nasi putih saja yang dicampur dengan Kobe Tepung Bumbu Putih. Untuk serundengnya, Bunda bisa tambahkan Kobe Bumbu Kalasan dan BonCabe. Dijamin rasanya nggak kalah mantap dari resep aslinya. Perpaduan tekstur Kerak Telor yang kenyal di dalam, namun renyah di luar dan sensasi gurih pedasnya serundeng bikin siapapun yang mencobanya pasti jadi lahap makan. Dan berikut adalah cara-cara membuat Kerak Telor :


Bahan Serundeng

• 200 gr kelapa parut

• 1 bungkus Kobe Bumbu Kalasan (80 gr)

Bahan Kerak Telor

• 150 gr nasi putih

• 100 ml air

• 1 bungkus Kobe Tepung Bumbu Putih (75gr)

• 2 butir telur

• bawang merah goreng secukupnya

• 1 bungkus BonCabe level 10, rasa Bawang Goreng (7,5gr)


Cara membuat Serundeng

• Sangrai kelapa parut hingga kuning kecoklatan.

• Masukkan Kobe Bumbu Kalasan. Aduk rata dan masak hingga matang, sisihkan.

Cara membuat Kerak Telor

• Panaskan wajan, tuang nasi yang sudah dicampur dengan air dan 3 sendok makan Kobe Tepung Bumbu Putih.

• Ratakan hingga tipis sambil dibolak-balik, masak sampai kering.

• Masukkan telur yang sudah dicampur dengan serundeng. Ratakan di atasnya. Masak hingga matang.

• Angkat dan beri taburan serundeng, bawang goreng dan Boncabe level 10.

• Sajikan Kerak Telor selagi hangat.

Share:

Wayang Kulit Betawi

Apa yang terlintas di pikiranmu saat membahas Wayang Kulit khas Betawi?

     Wayang Kulit Betawi merupakan jenis pertunjukan wayang yang berkembang di sekitar kawasan Jakarta dan sekitarnya. Wayang ini masih memiliki keterkaitan dengan wayang kulit Jawa terutama Banyumas. Dalam daftar Penetapan Warisan Takbenda Indonesia yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wayang Kulit Betawi dikategorikan sebagai seni pertunjukkan yang memiliki status terancam punah.


Sejarah

Sejarah munculnya Wayang Kulit Betawi memiliki tiga pendapat berbeda. Pendapat pertama mmengacu pada kedatangan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram pada 1627 dan 1629. Kedatangan Sultan Agung ke Betawi bertujuan untuk menyerang Belanda. Di wilayah Betawi, pasukan Sultan Agung kemudian menjadikan sebuah rumah sebagai pos peristirahatan tentara Mataram. Setiap malam, seorang tentara Mataram menceritakan kisah tentang tokoh-tokoh dan peristiwa dalam dunia pewayangan. Kegagalan dalam mengusir Belanda, kemudian membuat banyak pasukan Mataram tidak kembali dan akhirnya menetap di sekitaran Batavia. Sisa-sisa pasukan inilah yang kemudian dianggap memunculkan Wayang Kulit Betawi.


Pendapat kedua beranggapan bahwa munculnya Wayang Kulit Betawi berasal dari orang-orang Carbon yang tidak mau kembali ke daerah asalnya. Mereka merupakan orang-orang yang melakukan kerja paksa untuk mengeruk kali Ciliwung dan parit-parit yang dipenuhi oleh material tanah longsor yang berasal dari Gunung Salak dan Gunung Pangrango. Material tersebut dihasilkan akibat gempa bumi dahsyat yang terjadi pada 05 dan 29 Januari 1699.


Pendapat ketiga menyatakan bahwa wayang kulit Betawi berkembang dikarenakan adanya orang-orang Banyumas yang bertransmigrasi ke daerah Kerawang atas perintah Sultan Agung pada tahun 1632 (versi lain menyebutkan tahun 1633). Mereka ditugaskan untuk menanam padi untuk kebutuhan pangan. Pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat 1 terjadi pertempuran yang mengakibatkan banyak penduduk menyinkir ke wilayah Barat di sekitar Cikeas dan Cileungsi (Kali Bekasi). Para penduduk inilah yang kemudian dianggap menyebarkan dan mengembangkan Wayang Kulit Betawi.


Nama Lain Wayang Betawi

Ada beberapa pengamat yang menjuluki Wayang Betawi dengan sebutan Wayang Tambun. Istilah itu mereka gunakan berdasarkan sejarah penyebaran kesenian Betawi. Wayang kulit Betawi, merupakan salah satu kesenian tradisional Betawi yang berkembang di daerah pinggiran kota Jakarta, yang saat ini dikenal dengan daerah Botabek, khususnya di daerah Tambun, Bekasi, maka Wayang Betawi disebut juga Wayang Tambun.

Share:

Blogroll

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Dagang khas Betawi

No. Jenis Barang Harga 1. Soto Betawi 15.000 2. Nasi Uduk 10...

Label