| No. | Jenis Barang | Harga |
| 1. | Soto Betawi | 15.000 |
| 2. | Nasi Uduk | 10.000 |
| 3. | Gudeg Betawi | 13.000 |
| 4. | Kerajinan Ondel-ondel | 20.000 |
| 5. | Kerak Telor | 20.000 |
-
Allah Maha Pencipta
Sungguh indah ciptaan-Nya, Allah maha Indah dan mencintai keindahan
-
Panorama Lingkungan MA. Soebono
Sulit dipungkiri bahwa hanya sedikit sekolahan konsisten dengan melestarikan penghijauan.
-
Gedung Madrasah Ibtidaiyah
Di sebelah gedung MA berdiri kokoh gedung Madrasah Ibtidaiyah
-
featured slide 4 title
Para inisiator pendiri yayasan ini mengharap agar pendidikan di segala bidang terus dikembangkan.
-
Citra Kirana Hadir dalam Acara Haflah Akhir Sanah
Sekolah menjadi tempat paling kondusif mengembangkan semua kreatifitas siswa, termasuk seni dan budaya.
Dagang khas Betawi
Soebono Mantofani mengadakan acara perkenalan salah satu budaya Indonesia yaitu Betawi
Resep Kerak Telor
Siapa yang tak kenal Kerak Telor? Makanan khas Betawi yang terbuat dari bahan dasar beras ketan putih, telur ayam dan ebi. Kuliner asli Betawi ini kerap muncul saat perayaan besar di Ibukota, seperti saat HUT Kota Jakarta. Nah, karena makanan ini agak sulit ditemukan, Bunda kini bisa mengolahnya di dapur sendiri. Resep Kerak Telor sederhana ini bisa langsung dicoba di rumah. Tidak perlu pakai beras ketan, Bunda cukup sediakan nasi putih saja yang dicampur dengan Kobe Tepung Bumbu Putih. Untuk serundengnya, Bunda bisa tambahkan Kobe Bumbu Kalasan dan BonCabe. Dijamin rasanya nggak kalah mantap dari resep aslinya. Perpaduan tekstur Kerak Telor yang kenyal di dalam, namun renyah di luar dan sensasi gurih pedasnya serundeng bikin siapapun yang mencobanya pasti jadi lahap makan. Dan berikut adalah cara-cara membuat Kerak Telor :
Bahan Serundeng
• 200 gr kelapa parut
• 1 bungkus Kobe Bumbu Kalasan (80 gr)
Bahan Kerak Telor
• 150 gr nasi putih
• 100 ml air
• 1 bungkus Kobe Tepung Bumbu Putih (75gr)
• 2 butir telur
• bawang merah goreng secukupnya
• 1 bungkus BonCabe level 10, rasa Bawang Goreng (7,5gr)
Cara membuat Serundeng
• Sangrai kelapa parut hingga kuning kecoklatan.
• Masukkan Kobe Bumbu Kalasan. Aduk rata dan masak hingga matang, sisihkan.
Cara membuat Kerak Telor
• Panaskan wajan, tuang nasi yang sudah dicampur dengan air dan 3 sendok makan Kobe Tepung Bumbu Putih.
• Ratakan hingga tipis sambil dibolak-balik, masak sampai kering.
• Masukkan telur yang sudah dicampur dengan serundeng. Ratakan di atasnya. Masak hingga matang.
• Angkat dan beri taburan serundeng, bawang goreng dan Boncabe level 10.
• Sajikan Kerak Telor selagi hangat.
Wayang Kulit Betawi
Apa yang terlintas di pikiranmu saat membahas Wayang Kulit khas Betawi?
Wayang Kulit Betawi merupakan jenis pertunjukan wayang yang berkembang di sekitar kawasan Jakarta dan sekitarnya. Wayang ini masih memiliki keterkaitan dengan wayang kulit Jawa terutama Banyumas. Dalam daftar Penetapan Warisan Takbenda Indonesia yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wayang Kulit Betawi dikategorikan sebagai seni pertunjukkan yang memiliki status terancam punah.Sejarah
Sejarah munculnya Wayang Kulit Betawi memiliki tiga pendapat berbeda. Pendapat pertama mmengacu pada kedatangan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram pada 1627 dan 1629. Kedatangan Sultan Agung ke Betawi bertujuan untuk menyerang Belanda. Di wilayah Betawi, pasukan Sultan Agung kemudian menjadikan sebuah rumah sebagai pos peristirahatan tentara Mataram. Setiap malam, seorang tentara Mataram menceritakan kisah tentang tokoh-tokoh dan peristiwa dalam dunia pewayangan. Kegagalan dalam mengusir Belanda, kemudian membuat banyak pasukan Mataram tidak kembali dan akhirnya menetap di sekitaran Batavia. Sisa-sisa pasukan inilah yang kemudian dianggap memunculkan Wayang Kulit Betawi.
Pendapat kedua beranggapan bahwa munculnya Wayang Kulit Betawi berasal dari orang-orang Carbon yang tidak mau kembali ke daerah asalnya. Mereka merupakan orang-orang yang melakukan kerja paksa untuk mengeruk kali Ciliwung dan parit-parit yang dipenuhi oleh material tanah longsor yang berasal dari Gunung Salak dan Gunung Pangrango. Material tersebut dihasilkan akibat gempa bumi dahsyat yang terjadi pada 05 dan 29 Januari 1699.
Pendapat ketiga menyatakan bahwa wayang kulit Betawi berkembang dikarenakan adanya orang-orang Banyumas yang bertransmigrasi ke daerah Kerawang atas perintah Sultan Agung pada tahun 1632 (versi lain menyebutkan tahun 1633). Mereka ditugaskan untuk menanam padi untuk kebutuhan pangan. Pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat 1 terjadi pertempuran yang mengakibatkan banyak penduduk menyinkir ke wilayah Barat di sekitar Cikeas dan Cileungsi (Kali Bekasi). Para penduduk inilah yang kemudian dianggap menyebarkan dan mengembangkan Wayang Kulit Betawi.
Nama Lain Wayang Betawi
Ada beberapa pengamat yang menjuluki Wayang Betawi dengan sebutan Wayang Tambun. Istilah itu mereka gunakan berdasarkan sejarah penyebaran kesenian Betawi. Wayang kulit Betawi, merupakan salah satu kesenian tradisional Betawi yang berkembang di daerah pinggiran kota Jakarta, yang saat ini dikenal dengan daerah Botabek, khususnya di daerah Tambun, Bekasi, maka Wayang Betawi disebut juga Wayang Tambun.
Tari Topeng
Hanya saja, gerakan yang dibawakan dalam tarian ini sedikit banyaknya terpengaruh tradisi Sunda dan China. Hal ini juga bisa dilihat dari kostum yang dikenakan penari.
Tari Topeng mengusung visualisasi gerak yang diciptakan tanpa konsep khusus, dan gerakan dalam tarian menggabungkan beberapa kesenian tradisional Indonesia sekaligus. Biasanya, penari Topeng akan mengenakan properti, seperti Topeng Banjet khas Karawang, dan bahasa yang dipakai Betawi.
Pada masa awal penciptaan tari Topeng Betawi, tarian ini selalu menjadi salah satu bagian dari upacara adat untuk menceritakan kembali mengenai kisah-kisah atau hikayat warisan leluhur. Di kalangan masyarakat Betawi, tari Topeng diyakini mempunyai kekuatan magis untuk tolak bala.
Hanya saja, unsur sakral dalam tarian Topeng perlahan mulai mengalami pergeseran seiring dengan bergantinya zaman. Jika pada awalnya, tari Topeng diselenggarakan oleh pemilik acara atau hajatan dengan maksud menjauhkan marabahaya, maka berbeda dengan sekarang.
Di era modern saat ini, tarian Topeng dianggap hanya bermuatan sebagai hiburan tradisional saja. Di masyarakat Betawi sendiri, sebuah acara besar akan kurang lengkap apabila tidak dimeriahkan dengan pementasan tari Topeng.
Sejarah Tari Topeng Betawi
Berdasarkan sumber catatan sejarah, tari Topeng Betawi diciptakan oleh dua orang seniman bernama Mak Kinong dan Kong Djioen pada tahun 1930.
Konon, tarian ini dibuat karena terinspirasi tari Topeng Cirebon, yang pada zaman dahulu sering ditampilkan berkeliling oleh seniman jalanan.
Disebutkan, bahwa dasar pola gerakan dalam tarian Topeng Betawi berasal dari era Kesultanan Cirebon.
Tarian tradisional dari Cirebon ini memiliki ciri khas berupa para penari yang mengenakan topeng dengan karakter tertentu. Di kemudian hari, topeng tersebut menjadi karakteristik tarian ini.
Bagi etnis Betawi sendiri, Topeng Betawi umumnya ditampilkan sebagai media hiburan untuk mengisi berbagai acara, seperti tasyakuran khitanan, hajatan pernikahan, pentas kesenian atau budaya, dsb.
Masyarakat Betawi bahkan percaya, bahwa tarian ini dapat menjadi tolak bala.
Seiring dengan berlalunya waktu, kepercayaan tersebut mulai memudar secara perlahan. Fungsi tarian juga berubah, yaitu pementasan hiburan semata.
Sebenarnya perubahan fungsi dan kepercayaan tersebut tidak memberikan begitu banyak pengaruh pada perkembangan tarian ini.
Saat ini, tari Topeng telah dikembangkan menjadi beberapa varian, di antaranya adalah sebagai berikut:
• Tari Topeng Tunggal
• Tari Lipet Gandes
• Tari Enjot-enjotan
• Tari Topeng Cantik
• Tari Gegot
• Tari Topeng Putri
• Tari Kang Aji
• Tari Topeng Ekspresi
Pola dan Gerakan Tari Topeng Betawi
Pola gerakan pada tarian Topeng Betawi terkenal mengandalkan ketahanan kaki. Hal tersebut dikarenakan saat menari, para penari akan melakukan gerakan menurunkan tubuh.
Jadi, seluruh tubuh akan bertumpu pada kaki. Di samping itu, penari juga harus memiliki keluwesan.
Hal tersebut dapat dilihat dari gerakan memutar tangan yang akan dibawakan penari.
Selain itu, ada juga ada sesi menggerakkan pinggul yang dilakukan cukup erotis, di mana hal tersebut tentu saja akan membuat para penonton semakin bersorak-sorai.
Namun, tari Topeng mempunyai sebelas gerakan dasar, di antaranya adalah goyang, gibang, pablang, kewer, tidak selancar, dsb.
Tapi hal tersulit dalam latihan untuk menjadi penari Topeng adalah melatih pernapasan, karena nantinya penari akan terus memakai topeng dalam pertunjukan.
Untuk menjadi seorang penari Topeng, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, di antaranya adalah seperti di bawah ini:
• Ajer
Karakter ceria atau riang. Jadi, tidak peduli apapun yang terjadi selama pertunjukan, para penari tidak boleh memperlihatkan mimik atau gerak gerik sedih saat berada di panggung.
• Gendes
Gerakan lemah gemulai saat membawakan tarian.
• Menari Lepas
Penari mampu menari secara bebas lepas tanpa beban.
Properti Tari Topeng Betawi
Pertunjukan tari Topeng Betawi dilengkapi dengan berbagai properti yang nantinya akan dipakai oleh penari guna menambah nilai estetika dalam tarian.
Di samping itu, penggunaan properti juga bertujuan sebagai penekanan makna yang terkandung pada tarian Topeng Betawi.
Berikut ini adalah beberapa properti dasar dalam pementasan Topeng Betawi:
1. Topeng
Sesuai dengan nama yang disematkan untuk tarian ini. Topeng merupakan properti paling utama yang wajib dipakai oleh penari.
Topeng yang dipakai umumnya terbuat dari material plastik atau kayu. Namun, yang paling sering digunakan adalah topeng kayu berukir.
2. Busana Atasan
Penari Topeng mengenakan busana atasan berupa baju kurung, yang tidak lain adalah baju adat khas etnis Melayu.
Hanya saja, pada tarian Topeng menggunakan baju kurung berwarna cerah dengan lengan pendek. Baju ini memiliki motif renda dari benang emas.
3. Mongkron
Kain bordir atau bercorak batik yang digunakan sebagai penutup dada. Mongkron yang dipakai biasanya mempunyai ciri khas warna merah dan keemasan, dengan bordiran dari benang warna emas atau perak.
4. Sampur
Lembaran kain panjang berwarna cerah, seperti merah, kuning, dan hijau.
Cara pemakaiannya adalah dengan dilingkarkan pada bagian leher, dan ujung sampur diselipkan di bagian jari tengah penari. Beberapa penari juga menggunakan sampur di pinggang.
5. Celana Kurung 3/4
Pasangan baju kurung adalah celana kurung yang panjangnya hanya sepertiga kaki. Celana ini berwarna merah cerah, dengan bagian ujungnya berhiaskan bordiran benang emas.
6. Kain Penutup
Penari Topeng juga mengenakan properti berupa kain penutup yang dipakai dengan dililitkan di area pinggang sampai atas paha.
Umumnya, yang dikenakan adalah kain batik berwarna senada seperti baju kurung.
7. Mahkota
Hiasan kepala dengan model sesuai karakter yang dilakonkan oleh masing-masing penari. Mahkota biasanya mempunyai karakteristik warna hitam berhiaskan bordir keemasan.
8. Sumping
Aksesoris yang dipakai dengan cara diselipkan di bagian telinga kiri dan kanan penari. Sumping dalam pertunjukan tari Topeng mempunyai ciri warna keemasan.
9. Kupluk
Penutup kepala warna hitam dengan hiasan berbagai aksesoris.
10. Ikat Pinggang
Kain yang dipakai melingkar di area pinggang. Tujuannya adalah untuk menahan pakaian penari supaya tidak kendur selama melakukan pertunjukan.
11. Anting
Penari tari Topeng selalu mengenakan anting dengan bandul warna-warni, tergantung pada warna busana yang dipakai.
12. Keris
Aksesoris sebagai penghias busana penari Topeng yang digunakan dengan cara diselipkan di bagian pinggang.
13. Instrumen Musik
Pertunjukan tari Topeng diiringi dengan permainan berbagai instrumen musik, seperti seperangkat gamelan, dan banyak lagi lainnya.
Tari Topeng Betawi adalah salah satu ciri khas dari budaya menari yang berkembang di Indonesia, dan masih terus dilestarikan sampai sekarang.
Tarian teatrikal ini terkenal karena selalu mengusung konsep atau tema adegan yang bukan hanya menghibur, namun juga memiliki nilai edukasi.
Rumah Kebaya
Saat mendengar kata Jakarta, hal pertama yang terlintas di pikiran kita biasanya adalah kota besar dengan gedung-gedung tinggi, rumah-rumah modern, hingga kepadatan lalu lintas.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa Jakarta didominasi oleh suku Betawi dengan ragam kebudayaan seperti provinsi lainnya.
Misal, seperti rumah adat yang memiliki makna-makna filosofis yang berkaitan erat dengan sejarah dan kehidupan. Adapun dengan resep makanan khas Betawi seperti, resep Soto Tangkar, Nasi Uduk Betawi dll.
Sayangnya, rumah adat Betawi sudah jarang terlihat di Jakarta karena tren atau pengaruh dari budaya luar.
Sebab itu, kita sebagai penerus bangsa harus terus melestarikan kebudayaan dan adat istiadat daerah tempat kita tinggal.
Rumah adat Betawi dibangun dengan ornamen-ornamen yang memiliki makna filosofis. Rumah adat Betawi sendiri biasa dikenal dengan nama rumah kebaya.
Rumah kebaya adalah rumah adat Betawi yang resmi diakui dan terinspirasi dari kebaya. Sebab rumah adat ini memiliki bentuk atap yang menyerupai pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari samping maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.
Rumah kebaya juga identik dengan teras yang luas dan terdapat bangku meja kursi. Artinya, orang betawi akan terbuka dan menghargai siapapun yang datang. Gigi balang dan banji merupakan ornamen identitas dari rumah adat satu ini.
Gigi balang adalah papan berbentuk segitiga yang terlihat seperti gigi belalang, merupakan simbol bahwa suku Betawi menjunjung tinggi kejujuran dan kerja keras.
Sementara banji memiliki bentuk seperti bunga matahari, yang berarti sumber kehidupan dan terang bagi penghuni sekitarnya.
Terdapat are pribadi di bagian belakang, seperti ruang makan, kamar tidur, dapur, dan pekarangan rumah yang hanya boleh dilihat oleh orang-orang terdekat dari pemilik rumah.
Kamar tamu pada rumah Kebaya disebut paseban yang didesain indah untuk menghormati tamu yang menginap.









